Agen Bola ibcbet - Prince Ali bin Al-Hussein Favorit Pimpin FIFA

Prince Ali bin Al-Hussein Favorit Pimpin FIFA

Agen Bola ibcbet - Kursi presiden FIFA yang kosong saat ini masih menunggu sosok yang mengisinya, menyusul mundurnya Sepp Blatter dari posisi tersebut menyusul keterlibatan dugaan suap dan korupsi pada dirinya.

Sejauh ini, baru dua orang yang memastikan diri siap maju untuk menjadi orang nomor satu di organisasi terbesar sepakbola dunia tersebut, yaitu Ketua Asosiasi Sepak Bola Liberia, Musa Bility, dan mantan penggawa timnas Brasil Zico.

Namun, dalam bursa taruhan 188bet, Prince Ali bin Al-Hussein menjadi orang yang paling difavoritkan sebagai pengisi kursi tersebut dengan 1.70.

Pangeran Yordania tersebut lebih diunggulkan ketimbang Presiden UEFA Michel Platini dan Chung Moon-Joon, yang merupakan wakil presiden kehormatan FIFA.

Prince Ali bin Al-Hussein (kiri) mendapat banyak dukungan dalam pemilihan presiden FIFA

Pada proses pemilihan pertama, Prince Ali menjadi orang yang paling dijagokan bisa menjadi pesaing Blatter untuk kursi presiden FIFA. Dia juga mendapat banyak dukungan dari anggota FIFA, di antaranya Asosiasi Sepakbola Inggris, serta federasi sepakbola Amerika Serikat, Belarusia, Yordania, Malta dan juga Georgia. Selain itu, tak sedkit anggota konfederasi sepakbola di Asia yang siap memberikan suara untuknya.

Prince Ali banyak mendapat dukungan lantaran rencana yang diusungnya untuk perkembangan sepakbola dunia.

"Saya pikir kita semua sepakat bahwa ini waktunya untukperubahan dan memiliki FIFA yang transparan," ujarnya kepada Goal.

"Saya datang dari luar Eropa. Saya paham kebutuhkan perkembangan sepakbola di negara berkembang. Yang penting adalah kebutuhan untuk berubah dan saya menyambut baik kandidat-kandidat lain ini."

Sosok berusia 39 tahun itu yakin asosiasi sepakbola di seluruh dunia ingin melihat perubahan di FIFA dan yakin bahwa dia memiliki kesempatan bagus untuk terpilih jika idenya didengar.

Pemilihan direncanakan akan digelar Desember mendatang karena Sepp Blatter sudah mengumumkan ia mengundurkan diri, beberapa hari setelah dipilih kembali untuk masa jabatan kelima di tengah dugaan suap dan korupsi yang dihadapi sejumlah pengurus FIFA.